Rabu, 24 Juni 2009

20 Ciri Kedewasaan Yang Sesungguhnya





Marc & Angel (2007) mengemukakan bahwa kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada ukuran usianya, tetapi justru pada sejauhmana tingkat kematangan emosional yang dimilikinya. Berikut ini pemikirannya tentang ciri-ciri atau karakteristik kedewasaan seseorang yang sesungguhnya dilihat dari kematangan emosionalnya.

1. Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
2. Memiliki kemampuan mengelola diri dari perasaan cemburu dan iri hati.
3. Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
4. Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
6. Tidak berusaha menganalisis secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif tentang keberadaan dirinya.
7. Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
8. Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya tindakan persiapan.
9. Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
10. Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha membatasi sikap egois.
11. Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
12. Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
13. Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
14. Berusaha memperoleh kepemilikan (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
15. Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
16. Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu” diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
17. Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
18. Memiliki kesadaran akan ketidakamanan diri dan harga diri.
19. Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi sesaat.
20. Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.

Selasa, 23 Juni 2009

Keajaiban dan Manfaat Habbatusauda





Bismillahirrahmanirrahiim

Rasulullah bersabda : "Tidak ada satupun penyakit melainkan di dalam habbatus sauda' terdapat kesembuhan baginya, kecuali kematian." (HR. Muslim)

Dari `Aisyah radhiyallahu `anha, Rasulullah bersabda : " Sesungguhnya Habbatus Sauda' ini adalah obat dari segala penyakit, kecuali as-Saam". Aku berkata (Perawi hadits ini, yakni Khalid bin Sa'ad): "apa itu as-Saam?" dijawab (yakni oleh Ibnu Abi Atiq): "Kematian". (HR. Bukhari)

Nigella sativa itulah nama latinnya. Bentuknya berupa biji kecil-kecil berwarna hitam makanya orang arab menamakannya habbatus sauda yang berarti biji hitam. Biji yang kecil ini ternyata subhanallah mengandung berbagai zat yang sangat diperlukan oleh tubuh. Bahkan pada penelitian terakhir disebutkan kalau biji hitam ini mampu meningkatkan sistem imun tubuh, jadi bagi pengkonsumsinya akan jarang sakit.

Kandungan habbatus sauda :

Monosaccharide glukosa, xylosa, polysaccharide, asam lemak tak jenuh (unsaturated essential fatty acids, EFA). EFA tidak bisa dihasilkan oleh badan kita oleh itu sumber utamanya ialah dari makanan. Juga ada asam amino yang membentuk protein, karotene yaitu sumber vitamin A, kalsium, zat besi, dsb.

Pada tahun 1986, Dr. Ahmad Al Qadhy dan rekan-rekannya melakukan penelitian di Amerika tentang pengaruh habatussauda terhadap sistem kekebalan tubuh (imuniti) manusia. Penelitian yang dilakukan dalam dua tahap itu menghasilkan kesimpulan pertama: Kelebihan prosentase The Helper T-Cell atas suppresor cells ts mencapai 55% dan ada sedikit kelebihan atas killer cell orcytoxic sebanyak 30%.
Penelitian tahap kedua dengan melibatkan 18 suka- relawan yang badan mereka terlihat sehat dan segar. Mereka dibagi dalam dua kelompok, satu kelompok diberi satu gram habatussauda setiap harinya, dan kelompok lain diberi karbon. Selama empat pekan mereka mengkonsumsi habatus dan karbon yang sudah dikemas dalam butir-butir kapsul.
Hasilnya, habatus menguat- kan tugas-tugas imuniti dengan tambahan prosentase The Helper T-lymphocytes cell atas supressor cell-ts. Jadi, sistem kerja habatatussauda dalam tubuh manusia adalah dengan memperbaiki, menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai penyakit.

Dalam sistem kekebalan tubuh manusia, habatussauda adalah satu-satunya tatanan yang memiliki senjata khusus untuk menghancurkan segala macam penyakit. Sebab, setelah sel paghocytosis menelan kuman-kuman yang menyerang, ia membawa bakteri antigenic ke permukaannya, kemudian menempel dengan sel lymph, untuk mengetahui bagaimana susunan mikrobanya secara mendetil, lalu memerintahkan masing-masing sel T-lymphocytes untuk memproduksi antibodies atau sel T-spesific, khususnya adalah antigenic yang juga dibangkitkan untuk berproduksi.
Dinding sel B-Lymphocytes memiliki kurang lebih 100 ribu molekul dari antibodies yang saling bereaksi secara khusus dan dengan kemampuan yang tinggi dengan jenis khusus yang ditimbulkan oleh antigenic dalam mikroba. Antibodies menyatu dengan sel T- Lymhocytes, lalu bersama-sama dengan antigenic melawan mikroba, sehingga mikroba tidak dapat berkerja dan sekaligus bisa menghancur- kannya.
Dengan demikian, kekebalan itu merupakan kekebalan khusus untuk menghadapi setiap hewan asing yang masuk ke dalam tubuh. Karena, habatussauda mempunyai kekebalan spesifik yang didapat secara otomatis, yang memiliki kemampuan berbentuk antibodies dan senjata sel serta pengurai khusus untuk setiap hewan asing yang masuk dan menyebabkan penyakit.
Menurut Dr. Al Qadhy, habatusaudah juga mempunyai kemampuan lain, seperti untuk melawan bermacam-macam virus, kuman dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh manusia.
"Karena itu, kami dapat menetapkan bahwa di dalam habatussauda terdapat kesembuhan untuk segala macam penyakit. Karena peranannya yang menguatkan dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, suatu sistem yang di dalamnya ada kesembuhan dari segala macam penyakit, yang bereaksi terhadap segala sebab yang menimbulkan penyakit, yang memiliki kemampuan awal untuk memberikan kesembuhan secara sempurna atau sebahagian di antaranya untuk menyembuhkan segala penyakit," ungkap Al Qadhy.
"Kata syifa' dalam bentuk indefinitif di berbagai hadis juga menguatkan hasil kesimpulan ini, yang tingkat kesembuhannya berbeda-beda, tergantung pada kondisi sistem kekebalan tubuh manusia itu sendiri, jenis penyakit, sebab-sebab dan periodisasinya. Dengan bentuk keumuman lafaz dalam hadis, dapat ditafsiri sebagai suatu kesesuaian dengan berbagai pendapat di atas, yang disampaikan oleh para pen-syarh hadis," imbuhnya.

Menurut beberapa hasil penelitian, Habbatus Sauda` memiliki khasiat --dengan izin Allah-- :

1. Menguatkan imunitas system pada diri manusia.

2. Melawan & menghancurkan sel-sel kanker/tumor.
3. Mengobati reumatik, peradangan serta infeksi.
4. Menghentikan dan menyembuhkan penyakit pilek.
5. Jika digoreng & dibakar kemudian dicium terus-menerus dapat mengeliminasi gas (dalam) perut.
6. Membunuh cacing-cacing parasit jika dimakan sebelum makan pagi dan jika diletakkan di atas perut dari bagian luar sebagai aromaspa atau luluran.
7. Minyaknya bermanfaat untuk menyembuhkan gigitan ular, juga bengkak di dubur dan tahi lalat.
8. Menghilangkan sesak nafas & sejenis kesulitan nafas, melonggarkan penyumbatan akibat dahak.
9. Melancarkan haidh yang tersendat.
10. Jika dibalutkan, bermanfaat untuk menyembuhkan pusing yang parah.
11. Apabila dimasak dengan cuka bersama kayu pinus dan kemudian dibuat untuk berkumur, maka hal itu akan menghilangkan sakit gigi yang disebabkan sensitifitas terhadap dingin.
12. Jika diminum, biji ini akan melancarkan kencing, haidh dan ASI.
13. Menyembuhkan gigitan Laba-laba.
14. Bila dibakar, asapnya dapat mengusir serangga.
15. Menghilangkan sendawa asam yang berasal dari dahak dan melancholia (gangguan yang disebabkan kesedihan yang terus-menerus/depresi sehingga merusak bagian empedu).
16. Menghilangkan Kusta (lepra).
17. Menghilangkan demam Quartan (yakni demam yang menyerang manusia selama sehari kemudian mereda selama 2 hari kemudian menyerang lagi ketika hari ke-4).
18. Jika ditumbuk dan dibuat adonan dengan madu dan air hangat dapat menghancurkan batu yang muncul dalam ginjal dan kandung kemih serta sifat diuretic (memperlancar air seni).
19. Apabila digoreng dan dicium terus-menerus dan dicampur dengan cuka dapat menyembuhkan jerawat dan kudis serta menghilangkan peradangan yang lebih kronis dari jerawat (tumor).
20. Jika digoreng tanpa minyak dan ditumbuk serta dicampur dengan minyak zaitun kemudian diteteskan ke dalam hidung 3 tetes akan menyembuhkan gejala pilek yang disertai bersin-bersin.
21. Jika dibakar dan dicampur dengan lilin dan minyak inai/henna atau minyak bunga iris serta dibalurkan pada borok-borok/koreng yang keluar di betis setelah dibersihkan dengan cuka, maka akan dapat menghilangkannya.
22. Bermanfaat untuk menyembuhkan bekas gigitan anjing (Rabies) dan aman dari kematian akibat rabies.
23. Jika dihirup akan bermanfaat bagi hemiplegia (semiparalysis/lumpuh separuh).
24. Jika enzoat (celak persia) dicampur dengan air & dibalurkan ke lingkaran dubur (lobang dubur/anus) dan juga diminum dengan dosis sekitar 25 gr akan menyembuhkan Bawasir.
25. Jika disedot melalui hidung akan bermanfaat menghentikan air yang keluar pada mata.
26. Jika 2 sdt habbatus sauda direbus dengan air 2 gelas lalu ditambah madu akan mendinginkan perut yang panas karena asam lambung.
27. Belum diketahui lagi

Berdasar keterangan diatas Insya Allah penyakit seperti Systemic Lupus Erythematosus yang kata dokter belum diketahui penyebabnya pun bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi habbatus sauda secara teratur. Bagaimana dengan AIDS dan flu burung serta SARS?

Subhanallah begitu besar manfaat habbatus sauda, warisan Rasulullah yang tak ternilai harganya. Alhamdulillah puji syukur pada Allah yang telah menghadiahkan obat segala penyakit untuk kita semua kaum muslimin. Lalu mengapa kita tidak berpindah pada sunnah Rasulullah ini? (disadur dari coretan amatiran)

Sumber: http://habbatussauda.jeeran.com/archive/2006/12/130181.html

Kamis, 18 Juni 2009

Negara Penghutang Terbesar di Dunia





Rank Countries Amount (top to bottom)
#1 United States: $10,040,000, 000,000.00
#2 United Kingdom: $8,280,000,000, 000.00
#3 Germany: $3,904,000,000, 000.00
#4 France: $3,461,000,000, 000.00
#5 Italy: $1,957,000,000, 000.00
#6 Netherlands: $1,899,000,000, 000.00
#7 Spain: $1,591,000,000, 000.00
#8 Japan: $1,547,000,000, 000.00
#9 Ireland: $1,392,000,000, 000.00
#10 Switzerland: $1,077,000,000, 000.00
#11 Belgium: $1,053,000,000, 000.00
#12 Canada: $684,700,000, 000.00
#13 Sweden: $598,200,000, 000.00
#14 Austria: $594,300,000, 000.00
#15 Australia: $585,100,000, 000.00
#16 Hong Kong: $472,900,000, 000.00
#17 Denmark: $405,000,000, 000.00
#18 Norway: $350,300,000, 000.00
#19 China: $305,600,000, 000.00
#20 Greece: $301,900,000, 000.00
#21 Russia: $287,400,000, 000.00
#22 Portugal: $272,200,000, 000.00
#23 Finland: $251,900,000, 000.00
#24 Korea, South: $249,400,000, 000.00
#25 Turkey: $193,600,000, 000.00
#26 Mexico: $178,300,000, 000.00
#27 Brazil: $176,500,000, 000.00
#28 Poland: $147,300,000, 000.00
#29 India: $132,100,000, 000.00
#30 Indonesia: $130,400,000, 000.00
#31 Argentina: $109,000,000, 000.00
#32 Hungary: $107,300,000, 000.00
#33 Taiwan: $93,060,000, 000.00
#34 Israel: $81,980,000, 000.00
#35 Iraq: $81,480,000, 000.00
#36 Thailand: $57,830,000, 000.00
#37 Malaysia: $57,770,000, 000.00
#38 South Africa: $55,470,000, 000.00
#39 Philippines: $54,060,000, 000.00
#40 Kazakhstan: $53,890,000, 000.00
#41 Czech Republic: $50,200,000, 000.00
#42 Ukraine: $48,870,000, 000.00
#43 Chile: $47,600,000, 000.00
#44 Saudi Arabia: $47,390,000, 000.00
#45 New Zealand: $47,000,000, 000.00
#46 Romania: $42,760,000, 000.00
#47 Pakistan: $42,380,000, 000.00
#48 UEA : $39,100,000, 000.00
#49 Colombia: $37,210,000, 000.00
#50 Venezuela: $35,630,000, 000.00
#51 Croatia: $33,090,000, 000.00
#52 Slovakia: $31,500,000, 000.00
#53 Lebanon: $31,100,000, 000.00
#54 Sudan: $29,690,000, 000.00
#55 Egypt: $29,590,000, 000.00
#56 Slovenia: $29,090,000, 000.00
#57 Peru: $27,930,000, 000.00
#58 Qatar: $25,700,000, 000.00
#59 Bulgaria: $24,300,000, 000.00
#60 Singapore: $24,300,000, 000.00
#61 Bangladesh: $22,550,000, 000.00
#62 Vietnam: $21,860,000, 000.00
#63 Kuwait: $19,700,000, 000.00
#64 Latvia: $18,900,000, 000.00
#65 Tunisia: $18,370,000, 000.00
#66 Ecuador: $18,100,000, 000.00
#67 Monaco: $18,000,000, 000.00
#68 Morocco: $17,900,000, 000.00
#69 Serbia: $15,430,000, 000.00
#70 Lithuania: $15,120,000, 000.00
#71 Iran: $14,800,000, 000.00
#72 Estonia: $13,940,000, 000.00
#73 Sri Lanka: $12,230,000, 000.00
#74 Korea, North: $12,000,000, 000.00
#75 Côte d’Ivoire: $11,960,000, 000.00
#76 Uruguay: $11,400,000, 000.00
#77 Angola: $11,240,000, 000.00
#78 Congo, : $10,000,000, 000.00
#79 Panama: $9,993,000,000. 00
#80 El Salvador: $8,841,000,000. 00
#81 Dominican Rep: $8,634,000,000. 00
#82 Syria: $8,355,000,000. 00
#83 Jamaica: $7,384,000,000. 00
#84 Jordan: $7,300,000,000. 00
#85 Bahrain: $7,267,000,000. 00
#86 Burma: $7,162,000,000. 00
#87 Kenya: $6,675,000,000. 00
#88 Costa Rica: $6,420,000,000. 00
#89 Nigeria: $6,278,000,000. 00
#90 Ethiopia: $6,038,000,000. 00
#91 Bolivia: $5,916,000,000. 00
#92 Honduras: $5,587,000,000. 00
#93 Belarus: $5,498,000,000. 00
#94 Yemen: $5,469,000,000. 00
#95 Zimbabwe: $5,260,000,000. 00
#96 Algeria: $5,000,000,000. 00
#97 Congo, Rep: $5,000,000,000. 00
#98 Uzbekistan: $4,713,000,000. 00
#99 Tanzania: $4,610,000,000. 00
#100 Madagascar: $4,600,000,000. 00
#101 Libya: $4,492,000,000. 00
#102 Zambia: $4,397,000,000. 00
#103 Oman: $4,259,000,000. 00
#104 Gabon: $3,971,000,000. 00
#105 Bosnia and Herz:$3,927,000,000. 00
#106 Guatemala: $3,908,000,000. 00
#107 Nicaragua: $3,763,000,000. 00
#108 Paraguay: $3,722,000,000. 00
#109 Cambodia: $3,664,000,000. 00
#110 Cameroon: $3,657,000,000. 00
#111 Ghana: $3,546,000,000. 00
#112 Liberia: $3,200,000,000. 00
#113 Laos: $3,179,000,000. 00
#114 Macau: $3,100,000,000. 00
#115 Iceland: $3,073,000,000. 00
#116 Nepal: $3,070,000,000. 00
#117 Guinea: $3,020,000,000. 00
#118 Somalia: $3,000,000,000. 00
#119 Trinidad& Tob: $2,838,000,000. 00
#120 Mauritius: $2,834,000,000. 00
#121 Mali: $2,800,000,000. 00
#122 Netherlands $2,680,000,000. 00
#123 Mauritania: $2,500,000,000. 00
#124 Kyrgyzstan: $2,483,000,000. 00
#125 Azerbaijan: $2,483,000,000. 00
#126 Mozambique: $2,392,000,000. 00
#127 Macedonia, Rep: $2,285,000,000. 00
#128 Moldova: $2,142,000,000. 00
#129 Niger: $2,100,000,000. 00
#130 Georgia: $2,040,000,000. 00
#131 Togo: $2,000,000,000. 00
#132 Burkina Faso: $1,850,000,000. 00
#133 Papua New G: $1,801,000,000. 00
#134 Senegal: $1,628,000,000. 00
#135 Sierra Leone: $1,610,000,000. 00
#136 Benin: $1,600,000,000. 00
#137 Albania: $1,550,000,000. 00
#138 Chad: $1,500,000,000. 00
#139 Uganda: $1,456,000,000. 00
#140 Rwanda: $1,400,000,000. 00
#141 Mongolia: $1,380,000,000. 00
#142 Haiti: $1,309,000,000. 00
#143 Guyana: $1,200,000,000. 00
#144 Burundi: $1,200,000,000. 00
#145 Belize: $1,200,000,000. 00
#146 Armenia: $1,160,000,000. 00
#147 Central African $1,060,000,000. 00
#148 Malawi: $982,400,000. 00
#149 Guinea-Bissau: $941,500,000. 00
#150 Namibia: $887,000,000. 00
#151 Tajikistan: $829,000,000. 00
#152 Lesotho: $735,000,000. 00
#153 Barbados: $668,000,000. 00
#154 Gambia, The: $628,800,000. 00
#155 Seychelles: $616,700,000. 00
#156 Bhutan: $593,000,000. 00
#157 Botswana: $520,000,000. 00
#158 Suriname: $504,300,000. 00
#159 Maldives: $482,000,000. 00
#160 Aruba: $478,600,000. 00
#161 Antigua and B: $427,300,000. 00
#162 Swaziland: $417,000,000. 00
#163 Djibouti: $394,000,000. 00
#164 Grenada: $347,000,000. 00
#165 Bahamas, The: $342,600,000. 00
#166 Cape Verde: $325,000,000. 00
#167 São Tomé and Príncipe: $318,000,000. 00
#168 Saint Kitts and Nevis: $314,000,000. 00
#169 Eritrea: $311,000,000. 00
#170 Equatorial Guinea: $289,000,000. 00
#171 Saint Lucia: $257,000,000. 00
#172 Comoros: $232,000,000. 00
#173 Saint Vincent and the Grenadines: $223,000,000. 00
#174 Dominica: $213,000,000. 00
#175 Malta: $188,800,000. 00
#176 Samoa: $177,000,000. 00
#177 Solomon Islands:$166,000,000. 00
#178 Bermuda: $160,000,000. 00
#179 Cook Islands: $141,000,000. 00
#180 Fiji: $127,000,000. 00
#181 Marshall Islands:$86,500,000. 00
#182 Vanuatu: $81,200,000. 00
#183 Tonga: $80,700,000. 00
#184 New Caledonia: $79,000,000. 00
#185 Cayman Islands: $70,000,000. 00
#186 Faroe Islands: $64,000,000. 00
#187 Micronesia, Federated States of: $60,800,000. 00
#188 British Virgin Islands: $36,100,000. 00
#189 Nauru: $33,300,000. 00
#190 Greenland: $25,000,000. 00
#191 Kiribati: $10,000,000. 00
#192 Montserrat: $8,900,000.00
#193 Anguilla: $8,800,000.00
#194 Wallis and Futuna: $3,670,000.00
#195 Niue: $418,000.00
#196 Brunei: $0.00
#197 Liechtenstein: $0.00
#198 Palau: $0.00
Sumber: http://www.nationmaster.com/graph/eco_deb_ext-economy-debt-external

Daftar 200 Universitas/PT Terbaik Asia 2009





THE telah mengeluarkan daftar 200 Universitas/Perguruan Tinggi Terbaik di Asia tahun 2009. Dari daftar yang dirilis terlihat bahwa universitas dan perguruan tinggi kita ketinggalan dari negara-negara Asia lainnya.

Ada 8 universitas dari Indonesia yang berhasil masuk dalam 200 universitas terbaik di Asia tahun 2009 tersebut, yaitu : Universitas Indonesia di rangking 50, Universitas Gajah Mada (63), ITB rangking (80), IPB rangking (119), Universitas Airlangga (130), Undip (131), Universitas Sebelas Maret (171), dan Unibraw (191).

Kita masih tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. National University of Singapore (NUS) berhasil masuk dalam top ten, sedangkan Malaysia yang diwakili Universiti Malaysia namgkring di posisi 39. Bandingkan dengan Universitas Indonesia yang berada di peringkat 50.

Berikut daftar lengkap rangking 200 universitas terbaik di Asia tahun 2009 …

1 University of HONG KONG, Hong Kong
2 The CHINESE University of Hong Kong, Hong Kong
3 University of TOKYO, Japan
4 HONG KONG University of Science and Technology, Hong Kong
5 KYOTO University, Japan
6 OSAKA University, Japan
7 KAIST – Korea Advanced Institute of Science, Korea, South
8 SEOUL National University Korea, South Korea
9 TOKYO Institute of Technology, Japan
10= National University of Singapore (NUS), Singapore
10= PEKING University, China
12 NAGOYA University, Japan
13 TOHOKU University, Japan
14 Nanyang Technological University (NTU), Singapore
15= KYUSHU University, Japan
15= TSINGHUA University, China
17 Pohang University of Science and Technology Korea, South Korea
18 CITY University of Hong Kon,g Hong Kong
19 University of TSUKUBA, Japan
20= HOKKAIDO University, Japan
20= KEIO University, Japan
22 National TAIWAN University, Taiwan
23 KOBE University, Japan
24 University of Science and Technology of China, China
25 YONSEI University Korea, South
26 FUDAN University, China
27 NANJING University, China
28 HIROSHIMA University, Japan
29 SHANGHAI JIAO TONG University, China
30= Indian Institute of Technology Bombay, India
30= MAHIDOL University, Thailand
32 ZHEJIANG University, China
33 KOREA University Korea, South Korea
34 Indian Institute of Technology Kanpur (IITK), India
35 CHULALONGKORN University, Thailand
36 Indian Institute of Technology Delhi (IITD), India
37 WASEDA University, Japan
38 The HONG KONG Polytechnic University, Hong Kong
39 Universiti Malaya (UM), Malaysia
40 National TSING HUA University, Taiwan
41 CHIBA University, Japan
42 EWHA WOMANS University Korea, South
43 National CHENG KUNG University, Taiwan
44 SUNGKYUNKWAN University Korea, South
45 NAGASAKI University, Japan
46 HANYANG University Korea, South
47 National YANG MING University, Taiwan
48 TOKYO Metropolitan University, Japan
49 Indian Institute of Technology Madras (IITM), India
50 University of INDONESIA, Indonesia
51 Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Malaysia
52 SHOWA University, Japan
53 KUMAMOTO University, Japan
54 YOKOHAMA NATIONAL University, Japan
55 YOKOHAMA CITY University, Japan
56 OKAYAMA University, Japan
57 KYUNG HEE University Korea, South
58 PUSAN National University Korea, South
59 GIFU University, Japan
60 University of DELHI, India
61 SOGANG University Korea, South
62 KANAZAWA University, Japan
63= Indian Institute of Technology Roorkee, India
63= OSAKA CITY University, Japan
63= Universitas GADJAH MADA, Indonesia
63= University of the PHILIPPINES, Philippines
67 TOKYO University of Science (TUS), Japan
68 GUNMA University, Japan
69 Universiti Sains Malaysia (USM), Malaysia
70 TIANJIN University, China
71 National SUN YAT-SEN University, Taiwan
72 National TAIWAN University of Science and Technology, Taiwan
73 Hong Kong BAPTIST University, Hong Kong
74 National CHIAO TUNG University, Taiwan
75 XI’AN JIAOTONG University, China
76 DE LA SALLE University, Philippines
77 National CENTRAL University, Taiwan
78 NIIGATA University, Japan
79 OCHANOMIZU University, Japan
80 BANDUNG Institute of Technology (ITB), Indonesia
81 CHIANG MAI University, Thailand
82= KYUNGPOOK National University Korea, South
82= Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Malaysia
84 Ateneo de MANILA University, Philippines
85 THAMMASAT University, Thailand
86 TOKAI University, Japan
87 MIE University, Japan
88 CHONNAM National University Korea, South
89 KAGOSHIMA University, Japan
90 Universiti Putra Malaysia (UPM), Malaysia
91 CHANG GUNG University, Taiwan
92 INHA University Korea, South
93 TOKYO University of Agriculture and Technology, Japan
94 TONGJI University, China
95 SOUTHEAST University, China
96 HITOTSUBASHI University, Japan
97 CHONBUK National University Korea, South Korea
98 AJOU University Korea, South
99 CHUNGNAM National University Korea, South Korea
100 University of PUNE, India
101= SHANDONG University, China
101= The CATHOLIC University of Korea Korea, South
103 HALLYM University Korea, South Korea
104 ULSAN University Korea, South Korea
105 National TAIWAN NORMAL University, Taiwan
106 SAITAMA University, Japan
107 HANKUK University of Foreign Studies Korea, South
108 KASETSART University, Thailand
109 PRINCE OF SONGKLA University, Thailand
110= BEIJING Normal University, China
110= University of CALCUTTA, India
112 RITSUMEIKAN University, Japan
113 KHON KAEN University, Thailand
114= CHUNG-ANG University Korea, South
114= National CHUNG HSING University, Taiwan
116 JILIN University, China
117 National CHENGCHI University, Taiwan
118 HIROSAKI University, Japan
119 BOGOR Agricultural University, Indonesia
120 SHINSHU University, Japan
121 NANKAI University, China
122 KITASATO University, Japan
123 KANGNUNG National University Korea, South Korea
124 DOSHISHA University, Japan
125= AOYAMA GAKUIN University Japan
125= SUN YAT-SEN University, China
127 FU JEN Catholic University, Taiwan
128 Kinki University (Kindai University), Japan
129 KONKUK University Korea, South
130= AIRLANGGA University, Indonesia
130= University of MUMBAI, India
130= YAMAGUCHI University, Japan
133 GYEONGSANG National University Korea, South Korea
134 Dongguk University Korea, South Korea
135 SOONCHUNHYANG University Korea, South Korea
136 YAMAGATA University, Japan
137 SHIZUOKA University, Japan
138 DONG-A University Korea, South Korea
139 DANKOOK University Korea, South Korea
140 EAST CHINA University of Science and Technology, China
141 Indian Institute of Technology Kharagpur, India
142 KYOTO Institute of Technology, Japan
143 HUNAN University, China
144= NANJING Agricultural University, China
144= University of SANTO TOMAS, Philippines
146 BEIJING Institute of Technology, China
147 KOCHI University, Japan
148 EAST CHINA Normal University, China
149 SEJONG University Korea, South Korea
150= LANZHOU University, China
150= University of SEOUL Korea, South Korea
151= BURAPHA University, Thailand
151= SAGA University, Japan
151= AKITA Prefectural University, Japan
151= CHOSUN University Korea, South Korea
151= HANNAM University Korea, South Korea
151= XIAMEN University China
151= Cheju National University Korea, South
151= YUNNAN University, China
151= DALIAN University of Technology, China
151= IWATE University,,, Japan
161= DONGHUA University China
161= KYUSHU Institute of Technology Japan
161= SEONAM University Korea, South
161= KUMOH National Institute of Technology Korea, South Korea
161= SOOCHOW University, China
161= ANDONG National University Korea, South Korea
161= China Agricultural University China
161= NANJING University of Aeronautics and As…, China
161= HUAZHONG University of Science and Techn…, China
171= HONGIK University Korea, South
171= Indian Institute of Technology Guwahati …, India
171= Pukyong National University Korea, South
171= RENMIN University of China, China
171= DIPONEGORO University, Indonesia
171= ANYANG University Korea, South Korea
171= NORTHWESTERN Polytechnical University, China
171= Myongji University Korea, South Korea
171= MULTIMEDIA University Malaysia
171= SEBELAS Maret University, Indonesia
181= Changwon National University Korea, South Korea
181= BEIHANG University (former BAUU), China
181= PAICHAI University Korea, South Korea
181= SICHUAN University, China
181= CENTRAL SOUTH University, China
181= International CHRISTIAN University, Japan
181= SOUTH CHINA University of Technology, China
181= YAMAGUCHI Prefectural University, Japan
181= SILLA University Korea, South Korea
181= Kookmin University Korea, South Korea
191= University of BRAWIJAYA, Indonesia
191= GAKUSHUIN University, Japan
191= NANJING Normal University, China
191= RIKKYO University, Japan
191= Keimyung University Korea, South
191= NORTHEAST Normal University, China
191= BEIJING FOREIGN STUDIES University, China
191= National CHUNG CHENG University,, Taiwan
191= National KAOHSIUNG Normal University Taiwan
191= KANSAI University, Japan
191= SOPHIA University, Japan

Sumber: http://justnurman.wordpress.com/2009/05/13/mana-yang-lebih-baik-ui-atau-ugm/#more-1265/

Rabu, 17 Juni 2009

Pidato Presiden AS ke-44 Obama (Terjemahan dan Transkrip Asli)





Barrack Husein Obama kemarin hari Selasa, 20 Januari 2008, telah dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke 44 menggantikan presiden sebelumnya, George Walker Bush. Sebagaimana kita ketahui, Obama menyampaikan pidato yang bersejarah di hadapan sekitar 3 juta orang yang berkumpul di Washington dalam suhu dingin yang sangat menggigit. Diperkirakan lebih dari 1 milyar warga dunia juga turut menyaksikan lewat media elektronik, seperti televisi dan internet. Mungkin bagi warga Gaza, Palestina pidato tersebut agak mengecewakan karena tidak menyinggung nasib mereka secara langsung, namun milyaran warga dunia lainnya cukup merasa lega akan isi pidato yang penuh pesan perdamaian itu.
Berikut terjemahan isi pidato pelantikan Obama yang lengkap beserta transkrip aslinya:

Rekan-rekan sebangsa dan setanah air:
Saya berdiri di sini hari ini berkhidmat dengan tugas di depan kita, berterima kasih atas kepercayaan yang Anda amanatkan dan teringat akan pengorbanan oleh leluhur kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush atas jasanya pada bangsa kita dan juga atas kebaikan hati serta kerjasama yang ditunjukkannya selama masa transisi ini.
Sudah 44 warga Amerika yang diambil sumpahnya sebagai presiden. Kata-kata dalam sumpah jabatan itu telah diucapkan di masa kemakmuran dan di masa damai. Namun, ada kalanya sumpah jabatan kepresidenan itu diambil di tengah-tengah situasi gawat dan badai yang berkecamuk. Pada saat-saat demikian, Amerika mampu terus berjaya bukan hanya karena ketrampilan atau visi mereka yang memegang kepemimpinan namun karena kita rakyat Amerika tetap setia pada cita-cita leluhur kita dan setia pada dokumen-dokumen yang dirumuskan oleh para bapak pendiri negara.
Demikianlah adanya dan memang selalu demikianlah yang harus dilakukan oleh generasi Amerika sekarang ini.
Sudah kita maklumi bersama bahwa kita sedang berada di tengah krisis. Bangsa kita sedang terlibat perang, melawan jaringan kekerasan dan kebencian yang jauh jangkauannya. Ekonomi kita sangat lemah, akibat ketamakan dan tindakan tidak bertanggung jawab oleh sebagian pihak, tetapi juga karena kegagalan kita secara kolektif untuk membuat pilihan-pilihan sulit dan kegagalan kita mempersiapkan bangsa di hadapan abad baru. Banyak rumah disita, lapangan kerja merosot drastis, banyak usaha gulung tikar. Asuransi kesehatan kita terlalu mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang gagal dan setiap hari makin jelas bahwa cara kita memanfaatkan energi justru memperkuat musuh-musuh kita dan mengancam planet kita.
Semua itu merupakan indikator krisis, yang didasarkan pada data dan statistik. Yang kurang bisa diukur tetapi tidak kurang pentingnya adalah melemahnya keyakinan di seluruh pelosok Amerika – kecemasan tak berkesudahan bahwa kemerosotan Amerika tidak bisa terbendungkan lagi dan bahwa generasi berikutnya harus meredam harapan-harapannya.
Hari ini saya tegaskan kepada kalian bahwa tantangan-tantangan yang kita hadapi adalah nyata. Tantangan begitu serius dan berbilang. Tidak akan mudah diatasi dan tidak bisa diatasi dalam jangka pendek. Tetapi ketahuilah ini, Amerika, kita kan mampu mengatasi semua tantangan ini.
Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan ketimbang ketakutan, kesatuan tujuan daripada konflik dan pertentangan.
Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan berakhirnya keluhan-keluhan kecil dan janji-janji palsu, saling-tuduh dan dogma=dogma usang yang sudah begitu lama mencekik politik kita.
Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata dalam Kitab Suci, saatnya sudah tiba kita menepiskan sifat ke kanak-kanakan. Saatnya sudah tiba untuk menandaskan lagi semangat kita yang tegar, memilih jalan sejarah yang lebih baik, melanjutkan warisan berharga, gagasan mulia yang diteruskan dari generasi ke generasi: yaitu janji Tuhan bahwa kita semua setara, kita semua bebas dan semua layak memperoleh kesempatan untuk mengejar kebahagiaan sepenuhnya.
Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran tak pernah diberikan begitu saja. Mencapai kebesaran harus dengan kerja-keras. Perjalanan yang kita tempuh tak pernah mengambil jalan pintas. Perjalanan kita bukan bagi mereka yang gampang putus asa, bukan bagi mereka yang suka bermalas-malas daripada bekerja atau bagi yang hanya mengejar kekayaan dan menjadi terkenal. Perjalanan kita adalah bagi mereka yang berani mengambil risiko, mereka yang melakukan hal-hal baru dan membuat barang-barang baru. Sebagian mereka menjadi terkenal, tetapi kerap kali mereka adalah pria dan wanita yang tak begitu dikenal dalam pekerjaan mereka, yang telah mengusung kita di atas jalan berbatu menuju kemakmuran dan kebebasan.
Demi kita, mereka mengemas harta milik mereka yang tak seberapa dan menyeberangi samudera untuk mencari kehidupan baru.
Demi kita, mereka banting-tulang dengan upah minim dan menetap di Pantai Barat, menahan pukulan cambuk dan mencangkul tanah yang keras.
Demi kita, mereka bertempur dan gugur, di tempat-tempat seperti Concord dan Gettysburg, Normandy dan Khe San.
Pria dan wanita ini terus berjuang dan berkorban dan bekerja hingga kulit tangan mereka mengelupas, agar kita bisa mengecap kehidupan yang lebih baik. Mereka melihat Amerika mampu menjadi lebih besar dari sekedar ambisi-ambisi kita secara perorangan dijumlahkan, lebih besar daripada perbedaan status keluarga atau kekayaan ataupun partai atau kelompok.
Perjalanan inilah yang kita teruskan hari ini. Kita masih merupakan negara paling makmur dan paling berpengaruh di Bumi. Para pekerja kita tidak kurang produktifnya dibandingkan dengan waktu ketika krisis ini dimulai. Otak kita masih seinventif seperti pada awal krisis ini, barang dan jasa kita masih diperlukan seperti pada minggu lalu atau bulan lalu atau tahun lalu.Kemampuan kita tetap tak berkurang. Tetapi masa kita untuk berdiam diri, melindungi kepentingan sempit dan menunda keputusan-keputusan yang tak menyenangkan, sudah harus berlalu. Mulai hari ini, kita harus bangkit sendiri, membersihkan debu yang menempel dan mulai lagi bekerja memperbaharui Amerika.
Karena kemana saja kita melihat, ada yang harus kita lakukan. Keadaan ekonomi mengharuskan tindakan yang berani dan segera dan kita akan bertindak bukan hanya untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan. Kita akan membangun jalan dan jembatan, jaringan listrik dan jaringan digital yang menyuburkan perdagangan dan mengikat kita bersama. Kita akan memulihkan sains ke tempat yang selayaknya dan menggunakan kehebatan teknologi untuk meningkatkan mutu perawatan kesehatan dan menurunkan biayanya. Kita akan memanfaatkan tenaga matahari, tenaga angin dan lainnya untuk menjalankan mobil-mobil dan pabrik-pabrik kita. Dan kita akan mengubah sekolah dan perguruan tinggi dan universitas untuk memenuhi tuntutan era baru. Semua ini mampu kita lakukan. Dan semua ini akan kita lakukan.
Tentu, ada orang yang meragukan besaran ambisi kita – dengan mengatakan sistem ekonomi kita tidak bisa mentolerir terlalu banyak rencana-rencana besar. Daya ingat mereka tidak cukup lama. Mereka telah melupakan apa yang dilakukan negara ini, apa yang bisa dicapai oleh pria dan wanita yang hidup bebas, apabila imajinasi digabung demi tujuan bersama dan kebutuhan digabung dengan ketabahan.
Yang tidak dipahami oleh mereka yang sinis adalah tanah tempat mereka berpijak telah bergeser, bahwa argumen usang dalam politik yang telah begitu lama menyita waktu kita – tidak lagi berlaku. Pertanyaan yang kita ajukan sekarang bukan apakah pemerintah kita terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi apakah pemerintah kita bisa berfungsi, apakah pemerintah bisa membantu para keluarga mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak, asuransi kesehatan yang terjangkau dan pensiun yang berarti. Apabila jawabannya – ya, kita akan terus bergerak maju. Apabila jawabannya tidak, programnya akan dihentikan. Dan mereka yang mengelola uang rakyat akan dimintai pertanggung-jawabannya – supaya mengeluarkan uang secara bijaksana, mengubah kebiasaan buruk dan melakukan bisnis kita dengan jujur – karena hanya dengan demikian kita bisa memulihkan kepercayaan penting antara rakyat dan pemerintah.
Kita juga tidak mempertanyakan apakah kekuatan pasar bebas itu baik atau buruk. Kekuatan pasar bisa membina kekayaan dan memperluas kebebasan kita. Tetapi krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan yang ketat, kekuatan pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol dan suatu bangsa tidak akan bisa berjaya apabila hanya mementingkan orang kaya. Keberhasilan ekonomi kita tidak hanya tergantung pada besarnya Produk Domestik Bruto, tapi seberapa jauh meluasnya kemakmuran itu, pada kemampuan kita memberikan kesempatan kepada tiap orang yang mau bekerja dan bukan karena belas kasihan karena itulah jalan yang paling pasti guna mencapai kemakmuran bersama.
Mengenai pertahanan kita bersama, kita menolak dan menganggap palsu pilihan antara keselamatan dan idaman atau cita-cita kita. Para Pendiri Negara ini dihadapkan pada bahaya yang tak terbayangkan, menyusun sebuah piagam untuk menjamin supremasi hukum dan hak setiap orang, sebuah piagam yang diperkuat oleh perjuangan generasi demi generasi. Semua cita-cita ini masih menerangi dunia dan kita tidak akan meninggalkannya demi mencapai penyelesaian yang cepat. Karena itu, bagi semua orang dan pemerintahan yang menyaksikan pelantikan hari ini, mulai dari kota-kota yang termegah sampai ke desa kecil di mana ayah saya dilahirkan, ketahuilah bahwa Amerika adalah sahabat setia negara dan sahabat setiap pria, setiap wanita dan setiap anak yang menghendaki masa depan yang damai dan bermartabat dan bahwa kita siap untuk memimpin lagi.
Ingatlah bahwa generasi-generasi sebelumnya menundukkan fasisme dan komunisme bukan hanya dengan misil dan tank, tetapi dengan aliansi yang kokoh dan keyakinan besar. Mereka memahami bahwa kekuatan saja tidak bisa melindungi kita dan bahwa kekuatan itu tidak memberi kita hak berbuat sekehendak hati kita. Sebaliknya mereka tahu bahwa kekuatan kita tumbuh melalui penggunaan yang bijaksana, keamanan kita berasal dari adilnya tujuan kita, kekuatan teladan yang kita berikan dan kerendahan hati serta kemampuan menahan diri.
Kita adalah penjaga warisan ini. Dibimbing oleh prinsip-prinsip ini, sekali lagi kita bisa menghadapi ancaman-ancaman baru itu yang menuntut upaya lebih besar, bahkan kerja-sama dan pemahaman lebih besar antar-negara. Kita akan mulai secara bertanggung jawab meninggalkan Irak kepada bangsa Irak dan menempa perdamaian di Afghanistan. Bersama teman-teman lama dan bekas saingan kita, Amerika akan bekerja tanpa lelah untuk mengurangi ancaman nuklir dan mengurangi bahaya pemanasan bumi. Kita tidak akan minta maaf atas cara kehidupan Amerika, tidak akan goyah dalam mempertahankannya dan bagi mereka yang hendak memaksakan tujuan mereka dengan terror dan membantai orang-orang tak bersalah, kami katakan kepada mereka, semangat kita lebih kuat dan tidak terpatahkan, kalian tidak akan unggul dari kami dan kalian akan kami kalahkan.
Kami sadar bahwa warisan bangsa yang beraneka warna adalah suatu kekuatan dan bukannya sebuah kelemahan. Bangsa kita terdiri dari orang Kristen dan Islam, Yahudi dan Hindu dan bahkan orang-orang yang tidak percaya pada Tuhan. Kita telah dibentuk oleh campuran berbagai bahasa dan kebudayaan, yang berasal dari segala pelosok dunia. Dan karena kita telah merasakan pahitnya perang saudara dan segregasi rasial dan keluar dari masa kegelapan menjadi sebuah bangsa yang lebih kuat dan lebih bersatu, kita yakin bahwa pada suatu hari nanti semua rasa kebencian akan hilang, bahwa semua garis-garis pembatas antar suku bangsa akan luluh dan bahwa dunia ini akan menjadi semakin kecil. Kerendahan hati kita akan tampak dengan sendirinya dan Amerika harus memainkan perannya dalam menyongsong era perdamaian yang baru.
Bagi dunia Muslim, kami akan mencari cara baru ke depan berdasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati. Bagi para pemimpin dunia yang berusaha menanam bibit konflik atau menyalahkan dunia Barat atas kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakatnya, ketahuilah bahwa rakyat Anda akan menilai Anda pada apa yang Anda bangun, bukan pada apa yang Anda musnahkan. Bagi mereka yang hendak menggenggam kekuasaan melalui korupsi dan kekejian dan membungkam orang yang tidak setuju pada kebijakan mereka, yakinlah bahwa kalian keliru, tapi kami akan mengulurkan tangan jika kalian tidak lagi mengepalkan tinju.
Bagi rakyat negara-negara miskin, kami berjanji akan bekerja bersama kalian untuk membuat ladang kalian subur dan membuat air bersih mengalir, untuk memberi makan tubuh yang kelaparan dan memenuhi kebutuhan jiwa. Dan kepada negara-negara seperti negara kita yang relatif menikmati kemakmuran, kita tidak bisa lagi bersikap tidak peduli pada kesengsaraan di luar negara kita dan kita tidak bisa menghabiskan sumber-sumber dunia tanpa mempedulikan dampaknya. Karena dunia sudah berubah dan kita harus berubah dengannya.
Sambil kita mempertimbangkan jalan yang terbentang di depan kita, kita mengingat dengan rasa terima kasih orang-orang Amerika yang gagah berani, yang pada saat ini, berpatroli di gurun dan gunung yang sangat jauh. Ada sesuatu yang hendak mereka katakan pada kita hari ini, seperti yang dibisikkan sepanjang masa oleh para pahlawan kita yang kini dimakamkan di Arlington. Kita menghormati mereka bukan hanya karena mereka menjaga kebebasan kita tetapi karena mereka menunjukkan arti pengorbanan, kesediaan untuk mencari makna yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Dan pada saat ini, saat yang akan tercatat dalam sejarah generasi – semangat inilah yang harus ada pada kita semua.
Sebanyak apapun yang bisa dan harus dilakukan pemerintah, pada akhirnya kepercayaan dan tekad rakyat Amerika-lah yang diandalkan negara ini. Misalnya kebaikan hati untuk menampung orang yang kena musibah walaupun tidak kita kenal atau pekerja yang tanpa pamrih rela mengurangi jam kerja mereka daripada melihat seorang teman di-PHK, yang membuat kita keluar dari kegelapan. Adalah keberanian para pemadam kebakaran untuk menerobos masuk ke rumah yang penuh asap dan juga kesediaan orang tua untuk membesarkan anak, yang kelak akan menentukan nasib kita.
Tantangan kita mungkin baru. Alat-alat yang kita gunakan untuk mengatasinya mungkin baru. Tetapi pada nilai-nilai itulah keberhasilan kita bergantung – yaitu kerja keras dan kejujuran, ketabahan dan berlaku secara adil, toleransi dan rasa ingin tahu, kesetiaan dan patriotisme – semua itu sudah lama ada. Semua itu memang benar. Semua itu telah menjadi kekuatan kemajuan sepanjang sejarah. Jadi yang dituntut sekarang adalah kembalinya kepada nilai-nilai ini. Apa yang diperlukan dari kita sekarang ini adalah era pertanggungjawaban yang baru – suatu pengakuan, dari tiap orang Amerika, bahwa kita mempunyai kewajiban bagi diri kita sendiri, bagi negara kita dan bagi dunia, kewajiban yang kita lakukan dengan senang hati, bukan dengan bersungut-sungut karena kita tahu tidak ada yang lebih memuaskan bagi jiwa kita, yang merupakan definisi karakter kita, daripada memberikan segalanya untuk menyelesaikan tugas yang sulit.
Inilah pengorbanan dan janji kewarganegaraan.
Inilah yang menjadi sumber keyakinan kita – pengetahuan bahwa Tuhan meminta kita untuk memperbaiki keadaan yang tidak pasti.
Inilah arti kebebasan dan kepercayaan kita- mengapa pria dan wanita dan anak-anak dari tiap ras dan tiap keyakinan bisa ikut dalam perayaan di lapangan yang indah ini dan mengapa seorang pria yang ayahnya lebih 60 tahun lalu mungkin tidak dilayani di restoran, sekarang bisa berdiri di depan anda untuk diambil sumpahnya sebagai presiden.
Jadi marilah kita hari ini mengenang siapa kita dan sejauh mana jalan yang kita tempuh. Pada tahun kelahiran Amerika, pada bulan yang terdingin, sekelompok patriot berkumpul di depan api unggun yang mulai padam di bantaran sungai yang beku. Ibukota telah ditinggalkan, musuh terus maju, salju tampak berlumuran darah. Pada saat itu, ketika nasib revolusi kita sangat diragukan, bapak bangsa kita memerintahkan supaya kalimat berikut dibacakan kepada semua rakyat Amerika:
“Beritahukanlah pada dunia masa depan, bahwa di tengah musim dingin, saat apapun tiada kecuali harapan dan kebajikan – bahwa kota-kota dan negara, waspada akan bahaya bersama, akhirnya bersatu untuk menghadapinya.”
Amerika; Dalam menghadapi musuh bersama, dalam masa sulit kita ini, mari kita ingat kata-kata emas itu. Dengan harapan dan kebajikan, mari kita hadapi bersama sekali lagi sungai beku ini dan bertahan dari badai apapun yang akan tiba. Biarkan cucu-cucu kita berkata bahwa kita telah diuji dan kita tidak akan mengakhiri perjalanan ini, bahwa kita tidak mundur dan mata kita terpaku ke ufuk fajar dan dengan berkat Tuhan, kita meneruskan berkah kebebasan dan mengantarkannya dengan selamat bagi generasi masa depan. (sumber: antara.co.id)

My fellow citizens:
I stand here today humbled by the task before us, grateful for the trust you have bestowed, mindful of the sacrifices borne by our ancestors. I thank President Bush for his service to our nation, as well as the generosity and co-operation he has shown throughout this transition. Forty-four Americans have now taken the presidential oath. The words have been spoken during rising tides of prosperity and the still waters of peace. Yet, every so often the oath is taken amidst gathering clouds and raging storms.
At these moments, America has carried on not simply because of the skill or vision of those in high office, but because we, the people, have remained faithful to the ideals of our forbearers, and true to our founding documents.
So it has been. So it must be with this generation of Americans.
Serious challenges
That we are in the midst of crisis is now well understood. Our nation is at war, against a far-reaching network of violence and hatred. Our economy is badly weakened, a consequence of greed and irresponsibility on the part of some, but also our collective failure to make hard choices and prepare the nation for a new age. Homes have been lost; jobs shed; businesses shuttered. Our health care is too costly; our schools fail too many; and each day brings further evidence that the
ways we use energy strengthen our adversaries and threaten our planet.

These are the indicators of crisis, subject to data and statistics. Less measurable but no less profound is a sapping of confidence across our land – a nagging fear that America’s decline is inevitable, and that the next generation must lower its sights.

“We have chosen hope over fear, unity of purpose over conflict and discord”

Today I say to you that the challenges we face are real. They are serious and they are many. They will not be met easily or in a short span of time. But know this, America – they will be met.
On this day, we gather because we have chosen hope over fear, unity of purpose over conflict and discord.
On this day, we come to proclaim an end to the petty grievances and false promises, the recriminations and worn out dogmas, that for far too long have strangled our politics.

Nation of ‘risk-takers’
We remain a young nation, but in the words of scripture, the time has come to set aside childish things. The time has come to reaffirm our enduring spirit; to choose our better history; to carry forward that precious gift, that noble idea, passed on from generation to generation: the God-given promise that all are equal, all are free, and all deserve a chance to pursue their full measure of happiness.
In reaffirming the greatness of our nation, we understand that greatness is never a given. It must be earned. Our journey has never been one of short-cuts or settling for less. It has not been the path for the faint-hearted – for those who prefer leisure over work, or seek only the pleasures of riches and fame. Rather, it has been the risk-takers, the doers, the makers of things – some celebrated but more often men and women obscure in their labour, who have carried us up the long, rugged path towards prosperity and freedom.
For us, they packed up their few worldly possessions and travelled across oceans in search of a new life.
For us, they toiled in sweatshops and settled the West; endured the lash of the whip and ploughed the hard earth.
For us, they fought and died, in places like Concord and Gettysburg; Normandy and Khe Sahn.

‘Remaking America’
Time and again these men and women struggled and sacrificed and worked till their hands were raw so that we might live a better life. They saw America as bigger than the sum of our individual ambitions; greater than all the differences of birth or wealth or faction.
“The state of the economy calls for action, bold and swift”
This is the journey we continue today. We remain the most prosperous, powerful nation on earth. Our workers are no less productive than when this crisis began. Our minds are no less inventive, our goods and services no less needed than they were last week or last month or last year. Our capacity remains undiminished. But our time of standing pat, of protecting narrow interests and putting off unpleasant decisions – that time has surely passed. Starting today, we must pick ourselves up, dust ourselves off, and begin again the work of remaking America.
For everywhere we look, there is work to be done. The state of the economy calls for action, bold and swift, and we will act – not only to create new jobs, but to lay a new foundation for growth. We will build the roads and bridges, the electric grids and digital lines that feed our commerce and bind us together. We will restore science to its rightful place, and wield technology’s wonders to raise health care’s quality and lower its cost. We will harness the sun and the winds and the soil to fuel our cars and run our factories. And we will transform our schools and colleges and universities to meet the demands of a new age. All this we can do. All this we will do.

Restoring trust
Now, there are some who question the scale of our ambitions – who suggest that our system cannot tolerate too many big plans. Their memories are short. For they have forgotten what this country has already done; what free men and women can achieve when imagination is joined to common purpose, and necessity to courage.
What the cynics fail to understand is that the ground has shifted beneath them – that the stale political arguments that have consumed us for so long no longer apply.
“We reject as false the choice between our safety and our ideals”

The question we ask today is not whether our government is too big or too small, but whether it works – whether it helps families find jobs at a decent wage, care they can afford, a retirement that is dignified. Where the answer is yes, we intend to move forward. Where the answer is no, programs will end. And those of us who manage the public’s dollars will be held to account – to spend wisely, reform bad habits, and do our business in the light of day – because only then can we restore the vital trust between a people and their government.
Nor is the question before us whether the market is a force for good or ill. Its power to generate wealth and expand freedom is unmatched, but this crisis has reminded us that without a watchful eye, the market can spin out of control – that a nation cannot prosper long when it favours only the prosperous. The success of our economy has always depended not just on the size of our gross domestic product, but on the reach of our prosperity; on the ability to extend opportunity to every willing heart – not out of charity, but because it is the surest route to our common good.

‘Ready to lead’
As for our common defence, we reject as false the choice between our safety and our ideals. Our founding fathers, faced with perils we can scarcely imagine, drafted a charter to assure the rule of law and the rights of man, a charter expanded by the blood of generations. Those ideals still light the world, and we will not give them up for expedience’s sake. And so to all other peoples and governments who are watching today, from the grandest capitals to the small village where my father was born: know that America is a friend of each nation and every man, woman, and child who seeks a future of peace and dignity, and we are ready to lead once more.
” We will not apologise for our way of life, nor will we waver in its defence”
Recall that earlier generations faced down fascism and communism not just with missiles and tanks, but with the sturdy alliances and enduring convictions. They understood that our power alone cannot protect us, nor does it entitle us to do as we please. Instead, they knew that our power grows through its prudent use; our security emanates from the justness of our cause, the force of our example, the tempering qualities of humility and restraint. We are the keepers of this legacy. Guided by these principles once more, we can meet those new threats that demand even greater effort – even greater cooperation and understanding between nations. We will begin to responsibly leave Iraq to its people, and forge a hard-earned peace in Afghanistan. With old friends and former foes, we will work tirelessly to lessen the nuclear threat, and roll back the spectre of a warming planet. We will not apologise for our way of life, nor will we waver in its defence, and for those who seek to advance their aims by inducing terror and slaughtering innocents, we say to you now that our spirit is stronger and cannot be broken; you cannot outlast us, and we will defeat you.

‘Era of peace’
For we know that our patchwork heritage is a strength, not a weakness. We are a nation of Christians and Muslims, Jews and Hindus – and non-believers. We are shaped by every language and culture, drawn from every end of this earth; and because we have tasted the bitter swill of civil war and segregation, and emerged from that dark chapter stronger and more united, we cannot help but believe that the old hatreds shall someday pass; that the lines of tribe shall soon dissolve; that as the world grows smaller, our common humanity shall reveal itself; and that America must play its role in ushering in a new era of peace.
To the Muslim world, we seek a new way forward, based on mutual interest and mutual respect. To those leaders around the globe who seek to sow conflict, or blame their society’s ills on the West – know that your people will judge you on what you can build, not what you destroy. To those who cling to power through corruption and deceit and the silencing of dissent, know that you are on the wrong side of history; but that we will extend a hand if you are willing to unclench your fist.
To the people of poor nations, we pledge to work alongside you to make your farms flourish and let clean waters flow; to nourish starved bodies and feed hungry minds. And to those nations like ours that enjoy relative plenty, we say we can no longer afford indifference to suffering outside our borders; nor can we consume the world’s resources without regard to effect. For the world has changed, and we must change with it.

‘Duties’
As we consider the road that unfolds before us, we remember with humble gratitude those brave Americans who, at this very hour, patrol far-off deserts and distant mountains. They have something to tell us, just as the fallen heroes who lie in Arlington whisper through the ages. We honour them not only because they are guardians of our liberty, but because they embody the spirit of service; a willingness to find meaning in something greater than themselves. And yet, at this moment – a moment that will define a generation – it is precisely this spirit that must inhabit us all.
“What is required of us now is a new era of responsibility”
For as much as government can do and must do, it is ultimately the faith and determination of the American people upon which this nation relies. It is the kindness to take in a stranger when the levees break, the selflessness of workers who would rather cut their hours than see a friend lose their job which sees us through our darkest hours. It is the firefighter’s courage to storm a stairway filled with smoke, but also a parent’s willingness to nurture a child, that finally decides our fate.
Our challenges may be new. The instruments with which we meet them may be new. But those values upon which our success depends – honesty and hard work, courage and fair play, tolerance and curiosity, loyalty and patriotism – these things are old. These things are true. They have been the quiet force of progress throughout our history. What is demanded then is a return to these truths.
What is required of us now is a new era of responsibility – a recognition, on the part of every American, that we have duties to ourselves, our nation, and the world, duties that we do not grudgingly accept but rather seize gladly, firm in the knowledge that there is nothing so satisfying to the spirit, so defining of our character, than giving our all to a difficult task.

‘Gift of freedom’
This is the price and the promise of citizenship.
This is the source of our confidence – the knowledge that God calls on us to shape an uncertain destiny.
This is the meaning of our liberty and our creed – why men and women and children of every race and every faith can join in celebration across this magnificent mall, and why a man whose father less than 60 years ago might not have been served at a local restaurant can now stand before you to take a most sacred oath.
So let us mark this day with remembrance, of who we are and how far we have travelled. In the year of America’s birth, in the coldest of months, a small band of patriots huddled by dying campfires on the shores of an icy river. The capital was abandoned. The enemy was advancing. The snow was stained with blood. At a moment when the outcome of our revolution was most in doubt, the father of our nation ordered these words be read to the people:
“Let it be told to the future world… that in the depth of winter, when nothing but hope and virtue could survive… that the city and the country, alarmed at one common danger, came forth to meet [it].”
America. In the face of our common dangers, in this winter of our hardship, let us remember these timeless words. With hope and virtue, let us brave once more the icy currents, and endure what storms may come. Let it be said by our children’s children that when we were tested we refused to let this journey end, that we did not turn back nor did we falter; and with eyes fixed on the horizon and God’s grace upon us, we carried forth that great gift of freedom and delivered it safely to future generations.
Thank you. God bless you. And God bless the United States of America.
sumber: http://berita-politik-dunia.infogue.com/pidato_presiden_as_ke_44_obama_terjemahan/

Terjemahan Transkrip Pidato Obama di Berlin





Pada kunjungannya ke Jerman, Obama berpidato di hadapan sekitar 200 ribu orang yang berkumpul di alun-alun kota Berlin pada hari Kamis 24 Juli 2008, tidak jauh dari bekas tembok Berlin perlambang Perang Dingin. Berikut adalah terjemahan bebas.
***
Terima kasih kepada warga Berlin dan kepada rakyat Jerman. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kanselir Merkel dan Menteri Luar Negeri Steinmeier atas keramahan menyambut saya sebelumnya hari ini. Terima kasih Walikota Wowereit, Senat Berlin, kepolisian, dan terutama, terima kasih atas sambutan ini.
Saya datang di Berlin sebagaimana banyak warga negara Amerika telah datang sebelumnya. Malam ini, saya berbicara kepada Anda bukan sebagai seorang calon Presiden, tetapi sebagai seorang warga negara - seorang warga negara Amerika yang bangga - dan seorang warga dunia.
Saya tahu saya tidak kelihatan seperti orang-orang Amerika yang berbicara sebelumnya di kota agung ini. Perjalanan yang membawa saya ke sini adalah aneh.
Ibu saya lahir di heartland Amerika, tetapi ayah saya besar di Kenya menggembalakan kambing - kambing. Ayahnya - kakek saya - adalah seorang jurumasak, seorang pelayan domestik orang Inggris.
Pada puncak Perang Dingin, ayah saya memutuskan, seperti kebanyakan orang di sudut-sudut terlupakan di berbagai belahan dunia, bahwa hasratnya - mimpinya - menuntut kebebasan dan kesempatan yang dijanjikan oleh Barat. Maka ditulisnyalah banyak surat ke universitas-universitas di seluruh Amerika sampai seseorang, di suatu tempat, menjawab doanya untuk menikmati suatu kehidupan yang lebih baik.
Itulah alasan mengapa saya di sini. Dan Anda sekalian berada di sini karena juga mengetahui hasrat, mimpi itu. Kota ini - kota dari seluruh kota - mengetahui tentang mimpi akan kebebasan. Dan Anda sekalian tahu bahwa satu-satunya alasan kita berkumpul di sini malam ini adalah karena masyarakat dari kedua negara kita, datang bersama-sama untuk berkarya, berjuang, dan berkorban untuk merealisasikan mimpi akan kehidupan yang lebih baik itu.
Kebersamaan kita adalah kemitraan yang sungguh-sungguh dimulai enam puluh tahun lalu pada musim panas ini, pada suatu hari di saat pesawat pertama Amerika mendarat di Templehof.
Pada saat itu, sebagian besar benua ini masih berupa puing-puing kehancuran. Reruntuhan kota ini - ketika itu - masih perlu dibangun menjadi sebuah dinding tembok. Bayang-bayang Soviet telah menyapu seluruh Eropa Timur, sementara di Barat, Amerika, Inggris, dan Perancis menginventarisasi kerugian mereka, dan menimbang-nimbang bagaimana membangun kembali.
Di sinilah kedua pihak bertemu. Dan pada tanggal 25 Juni 1948, orang-orang Komunis memilih memblokade bagian barat kota ini. Mereka memutuskan rantai makanan dan pasokan kepada lebih dari dua juta orang Jerman dalam usaha mematikan nyala terakhir api kebebasan di Berlin.
Kekuatan angkatan bersenjata kita bukanlah tandingan dari kekuatan angkatan bersenjata Uni Soviet yang dahsyat. Kemunduran angkatan bersenjata saat itu bisa saja memberikan peluang bagi Komunis untuk menguasai Eropa. Barangkali berakhirnya sebuah perang memberikan peluang terjadinya perang baru. Berlin-lah yang berdiri dalam situasi sulit itu.
Di saat itulah operasi udara besar-besaran berlangsung - ketika usaha penyelamatan terbesar dan hampir tak mungkin dalam sejarah membawa makanan dan pengharapan kepada penduduk kota ini.
Keberhasilan jauh dari bayangan. Di musim dingin itu, kabut tebal mengisi angkasa, dan banyak pesawat yang dipaksa kembali tanpa bisa mendrop pasokan kebutuhan. Jalan-jalan di mana kita berdiri saat ini penuh dengan keluarga yang lapar dan jauh dari kenyamanan akibat sengatan dinginnya musim dingin.
Akan tetapi pada jam-jam tergelap, masyarakat Berlin tetap mempertahankan nyala api pengharapan itu. Masyarakat Berlin menolak menyerah. Dan pada suatu hari di musim gugur, ratusan ribu orang Berlin datang kemari, ke Tiergarten, dan mendengarkan Walikota yang menghimbau dunia untuk tidak menyerah meraih kebebasan. “Hanya ada satu kemungkinan,” katanya. “Bagi kita untuk bersama-sama dan bersatu sampai peperangan kita menangi… Masyarakat Berlin telah berbicara. Kita telah melaksanakan tugas kita, dan kita akan tetap melakukan kewajiban kita. Masyarakat dunia: lakukanlah kewajibanmu sekarang … Masyarakat dunia, tataplah Berlin!”
Masyarakat dunia, tataplah Berlin!
Lihatlah Berlin, di mana orang-orang Jerman dan Amerika belajar bekerja bersama dan mempercayai satu sama lain kurang dari tiga tahun setelah saling berhadapan di medan perang.
Tataplah Berlin, di mana tekad suatu masyarakat bertemu dengan kemurahan hati Rencana Marshall (Marshall Plan) dan menciptakan sebuah mukjizat Jerman; di mana kemenangan atas tiran melahirkan NATO, aliansi terbesar yang pernah dibentuk untuk mempertahankan keamanan kita bersama.
Lihatlah Berlin, di mana lobang-lobang peluru di dinding-dinding bangunan dan batu-batu dan pilar-pilar pertanda kesedihan dekat Gerbang Branrsadenburg bersikeras meminta agar kita tidak pernah melupakan kemanusiaan kita bersama.
Masayarakat dunia - lihatlah Berlin, di mana sebuah tembok telah runtuh, sebuah benua bersatu, di mana sejarah membuktikan bahwa tidak ada tantangan yang terlalu besar bagi dunia yang bersatu.
Enam puluh tahun setelah operasi udara besar-besaran, kita dipanggil kembali. Sejarah telah menuntun kita kepada sebuah persimpangan baru, dengan janji baru dan bahaya baru yang besar. Ketika Anda, masyarakat Jerman, meruntuhkan tembok itu, dinding yang memisahkan Timur dan Barat, kebebasan dan tiran, ketakutan dan pengharapan, dinding-dinding pada runtuh di seluruh dunia. Dari Kiev ke Cape Town, tenda-tenda penjara ditutup, dan pintu-pintu demokrasi dibuka.
Pasar-pasar pun dibuka, dan penyebaran informasi dan teknologi mengurangi hamabatan bagi kesempatan dan kesejahteraan. Sementara abad 20 mengajar kita bahwa kita memiliki nasib yang sama, abad 21 telah mengungkapkan sebuah dunia yang saling berhubungan lebih dari pada masa-masa sebelumnya dalam sejarah manusia.
Runtuhan tembok Berlin membawa harapan baru. Akan tetapi kedekatan itu telah memunculkan bahaya-bahaya baru - bahaya-bahaya yang tidak dapat dikungkung dalam batas-batas sebuah negara atau oleh jarak sebuah samudera.
Para teroris 11 September membuat plot di Hamburg dan berlatih di Kandahar dan Karachi sebelum membunuh ribuan orang yang datang dari seluruh dunia di daratan Amerika.
Sambil kita bicara ini, mobl-mobil di Boston dan pabrik-pabrik di Beijing sedang mencairkan gunung-gunung es di Arktika, menaikkan garis-garis pantai di Atlantik, dan mendatangkan kekeringan kepada para petani dari Kansas sampai ke Kenya.
Bahan-bahan nuklir yang tidak terjaga baik di bekas Uni Soviet, atau rahasia-rahasia seorang ilmuwan di Pakistan dapat membantu membuat bom yang bisa meledak di Paris. Ladang-ladang ganja di Afganistan menjadi heroin di Berlin. Kemiskinan dan kekerasan di Somalia melahirkan teror hari esok. Genosida di Darfur mempermalukan suara hati semua orang.
Dalam dunia yang baru ini, arus-arus bahaya semacam itu telah mengalir lebih cepat dari kecepatan usaha kita untuk mengendalikannya. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh terpecah. Tidak ada satu negara, yang besar dan kuat sekalipun, mampu mengalahkan tantangan-tantangan itu sendirian. Tidak ada seorang pun dari kita yang menyangkal ancaman-ancaman ini, atau lari dari tanggung jawab untuk menghadapinya. Namum di tengah ketiadaan tank-tank Soviet atau tembok yang mengerikan itu, kita mudah melupakan kebenaran ini. Dan apabila kita jujur di antara kita, kita tahu bahwa kadang-kadang, pada dua sisi Atlantik, kita tercerai berai dan melupakan nasib bersama kita.
Di Eropa, pandangan bahwa Amerika merupakan bagian yang telah menjadi salah di dunia ini - daripada sebuah kekuatan yang membantu membenarkannya - telah menjadi pandangan yang sangat umum. Di Amerika, terdapat suara-suara yang mencibir dan menyangkal pentingnya peran Eropa dalam keamanan dan masa depan kita.
Kedua pandangan itu kehilangan kebenaran - bahwa masyarakat Eropa sekarang ini menanggung beban dan tanggung-jawab yang lebih besar di bagian-bagian kritis di dunia; dan sama seperti pangkalan - pangkalan Amerika yang dibangun pada akhir abad lalu masih membantu mempertahankan keamanan benua ini (Eropa), demikian juga negara kami (Amerika) masih berkorban demi kebebasan di seluruh dunia.
Ya, telah ada sejumlah perbedaan antara Amerika dan Eropa. Tidak diragukan lagi, di masa depan perbedaan-perbedaan itu masih akan ada. Tetapi beban kita sebagai warga dunia terus mengikat kita bersama. Perubahan kepemimpinan di Washington tidak akan meringankan beban ini. Dalam abad baru ini, masyarakat Amerika dan Eropa akan dituntut untuk berbuat lebih banyak - bukan makin sedikit. Kemitraan dan kerjasama antar bangsa bukanlah sebuah pilihan; ini satu jalan, jalan satu-satunya, untuk melindungi keamanan bersama dan memajukan kemanusiaan kita bersama.
Itulah mengapa bahaya terbesar dari semuanya adalah membiarkan dinding-dinding baru memisahkan kita satu dari yang lain.
Dinding-dinding antara aliansi lama di kedua sisi Atlantik tidak boleh berdiri kokoh. Dinding-dinding antara negara-negara kaya dan miskin tidak boleh berdiri. Dinding-dinding di antara ras dan suku-suku; pendudak asli dan imigran; dinding-dinding antara orang Kristen, Islam dan Yahudi tidak boleh berdiri kokoh. Dinding-dinding ini haruslah kita runtuhkan.
Kita tahu dinding-dinding itu telah pada runtuh sebelumnya. Setelah perjuangan berabad-abad, masyarakat Eropa telah membentuk sebuah kesatuan (Uni) pengharapan dan kesejahteraan. Di sini, di dasar tiang yang dibangun untuk menandai kemenangan dalam perang, kita bertemu di tengah Eropa dalam keadaan damai. Dinding-dinding bukan hanya runtuh d Berlin, tetapi juga di Belfast, di mana orang-orang Protestan dan Katolik menemukan jalan untuk hidup bersama; di Balkan, di mana aliansi Atlantik kita mengakhiri berbagai perang dan membawa para penjahat perang ke pengadilan; dan di Afrika Selatan, di mana perjuangan orang-orang yang bersemangat tinggi mengalahkan apartheid.
Jadi sejarah mengingatkan kita bahwa dinding-dinding dapat diruntuhkan. Akan tetapi tugas kita tidak pernah mudah. Kemitraan yang sungguh-sungguh dan kemajuan yang sungguh-sungguh menuntut kerja dan pengorbanan yang terus-menerus. Mereka membutuhkan pembagian beban pembangunan dan diplomasi; kemajuan dan perdamaian. Mereka membutuhkan sekutu yang saling mendengar, saling belajar, dan - yang terpenting - saling percaya.
Itulah sebabnya Amerika tidak boleh berpaling ke dalam. Itulah sebabnya Eropa tidak boleh berpaling ke dalam. Amerika tidak memiliki mitra yang lebih baik dari Eropa. Sekaranglah waktunya membangun jembatan-jembatan baru di seluruh dunia, sekuat jembatan yang mengikat kita di Atlantik. Sekaranglah waktunya saling bahu membahu, melalui kerjasama yang terus menerus, institusi-institusi yang kuat, pengorbanan yang dipikul bersama, dan komitmen global akan kemajuan, untuk menghadapi tantangan - tantangan abad 21. Adalah semangat seperti ini yang memungkinkan pesawat-pesawat muncul di langit di atas kepala kita dalam suatu operasi udara besar-besaran, dan masyarakat berkumpul di mana kita berkumpul sekarang ini. Dan inilah saatnya bangsa kita - dan seluruh bangsa - membaharui semangat itu kembali.
Inilah saatnya kita mengalahkan teror dan mengeringkan sumur ekstrimisme yang mendukungnya. Ancaman ini nyata dan kita tidak boleh melarikan diri dari tanggung jawab untuk memeranginya. Apabila kita bisa menciptakan NATO untuk menghadang Uni Soviet, kita bisa membangun jaringan kemitraan global baru yang bisa mencomoti jaringan-jarngan yang telah menerjang Madrid dan Amman; London dan Bali; Washington dan New York. Apabila kita bisa memenangi peperangan ideologi melawan komunis, kita juga bisa bekerja sama dengan mayoritas besar masyarakat Muslim yang menolak ekstrimisme yang telah mendatangkan kebencian daripada pengharapan.
Inilah saatnya kita membaharui tekad untuk menghancurkan teroris yang mengancam keamanan kita di Afganistan, dan traficker yang menjual obat-obat terlarang di jalan-jalan di kota kita. Tidak ada seorang pun yang menghendaki perang. Saya memahami kesulitan-kesulitan di Afganistan. Akan tetapi negara saya dan negara Anda punya kepentingan memastikan bahwa misi pertama NATO di luar batas-batas benua Eropa merupakan keberhasilan. Untuk rakyat Afganistan, dan untuk keamanan kita bersama, kita harus berbuat. Amerika tidak bisa melakukan ini sendirian. Rakyat Afganistan membutuhkan tentara kami dan tentara Anda; dukungan kami dan dukungan Anda untuk mengalahkan Taliban dan Al Qaeda, untuk membangun ekomomi mereka, dan untuk membantu mereka membangun kembali bangsa mereka.
Kita memiliki kepentingan besar untuk tetap maju.
Inilah saatnya kita membaharui tujuan kita menciptakan dunia tanpa senjata nuklir. Kedua negara adidaya yang saling berhadapan di masa lalu dan melintasi tembok kota ini seringkali sudah berada pada jarak yang sangat dekat untuk menghancurkan apa yang telah kita bangun dan semua yang kita cintai. Dengan runtuhnya tembok itu, kita tidak bisa berpangku tangan dan melihat menyebarnya senjata atom yang mematikan itu. Inilah saatnya mengamankan bahan-bahan nuklir; menghentikan penyebaran senjata nuklir; dan mengurangi tumpukan persenjataan dari masa lalu. Inilah saatnya memulai usaha mencari perdamaian dunia tanpa senjata nuklir.
Inilah saatnya setiap bangsa di Eropa harus memiliki kesempatan menentukan masa depannya sendiri lepas dari bayang-bayang masa lalu. Di abad ini, kita memerlukan Uni Eropa yang kuat yang memperkuat keamanan dan kesejahteraan benua ini, sambil mengulurkan tangan untuk dunia luar. Dalam abad ini - di kota dari seluruh kota ini - kita harus menolak pola pikir Perang Dingin masa lalu, dan bertekad bekerja sama dengan Rusia bila memungkinkan, mempertahankan nilai-nilai yang kita miliki bisa dibutuhkan, dan mencari kemitraan yang menjangkau seluruh benua ini.
Inilah saatnya kita menciptakan kemakmuran yang telah dibuka oleh pasar terbuka, dan membagi keuntungan-keuntungan lebih merata. Perdagangan telah menjadi inti pertumbuhan kita dan pembangunan global. Akan tetapi kita tidak bisa mempertahankan pertumbuhan ini jika hanya menguntungkan segelenitir pihak, dan bukan mengungungkan banyak pihak. Bersama-sama, kita harus menciptakan perdagangan yang sungguh-sungguh memberikan nilai kepada karya yang menghasilkan kemakmuran, dengan perlindungan yang berarti bagi masyarakat dan planet kita. Inilah saatnya bagi perdagangan bebas dan adil bagi semua.
Inilah saatnya kita harus membantu menjawab imbauan kedatangan fajar baru bagi Timur Tengah. Negaraku harus berdiri bersama negara Anda dan Eropa untuk mengirim pesan kepada Iran untuk menghentikan ambisi-ambisi nuklirnya. Kita harus mendukung masyarakat Libanon yang telah bergerak maju dan berkorban untuk demokrasi, dan mendukung Israel dan Palestina yang ingin menggapai perdamaian abadi. Dan walaupun ada perbedaan-perbedaan di masa lalu, inilah saatnya dunia harus mendukung jutaan rakyat Irak yang ingin membangun kembali negeri mereka, bahkan ketika kita mengembalikan tanggung jawab kepada pemerintah Irak dan akhirnya mengakhiri perang ini.
Inilah saatnya kita berusaha bersama menyelamatkan bumi kita. Mari membulatkan tekad untuk tidak meninggalkan kepada anak-anak kita bumi yang permukaan lautnya naik, bumi yang diisi dengan kelaparan dan badai-badai dahsyat. Mari membulatkan tekad bahwa semua bangsa - termasuk bangsa saya - akan bertindak dengan sungguh-sungguh - sama seperti yang telah dilakukan oleh bangsa Anda - untuk mengurangi karbon yang kita buang ke atmsofir. Inilah saatnya kita mengembalikan masa depan kepada anak-anak kita. Inilah saatnya kita berdiri sebagai sebuah kesatuan.
Dan inilah saatnya kita harus memberikan pengharapan kepada pihak-pihak yang tertinggal dalam dunia yang telah mengglobal. Kita harus ingat bahwa Perang Dingin yang lahir dari kota ini bukanlah peperangan untuk merebut tanah atau harta karun. Enam puluh tahun lalu, pesawat-pesawat yang terbang di atas kota Berlin tidak menjatuhkan bom-bom; alih-alih, pesawat-pesawat itu menjatuhkan bahan makanan, dan batubara, dan permen untuk anak-anak yang bersuka ria dan berterima kasih. Dan dalam peragaan kesetiakawanan itu, pilot-pilot itu memenangi lebih dari suatu kemenangan militer. Mereka memenangi hati dan pikiran; cinta dan kesetiaan dan kepercayaan - bukan hanya dari masyarakat kota ini, tetapi dari semua yang mendengar kisah karya mereka di sini.
Sekarang dunia akan melihat dan mengingat apa yang kita lakukan di sini - apa yang kita lakukan dengan momen ini. Akankah kita mengulurkan tangan kepada semua orang di sudut-sudut dunia yang dilupakan yang mendambakan kehidupan yang bermartabat dan berpengharapan, kehidupan yang aman dan berkeadilan? Akankah kita mengentaskan anak-anak Bangladesh dari kemiskinan, memberikan tempat berteduh bagi para pengungsi di Chad, dan melenyapkan penderitaan AIDS di zaman ini?
Akankah kita memperjuangkan hak-hak azasi manusia untuk para disiden di Burma, para blogger di Iran, atau para pemilih di Zimbabwe? Akankah kita memberikan arti kepada kata-kata “takkan pernah lagi” di Darfur?
Akankah kita menerima kenyataan bahwa tidak ada contoh yang lebih nyata daripada apa yang dilakukan oleh masing-masing bangsa kita kepada dunia? Akankah kita menolak penyiksaan dan patuh kepada aturan hukum (rule of law) ? Akankah kita menerima imigran dari daerah-daerah yang berbeda, dan menghindari diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak serupa dengan kita atau tidak sekeyakinan dengan kita, dan memegang janji untuk memperlakukan sama dan memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat kita ?
Masyarakat Berlin - masyarakat dunia - inilah momen kita. Inilah waktu kita.
Saya maklum negara saya belum sempurna. Sesekali, kami sulit menepati janji memberikan kebebasan dan kesamaan bagi seluruh masyarakat kami. Kami telah melakukan kesalahan-kesalahan, dan ada kalanya aksi-aksi kami di berbagai belahan dunia tidaklah terwujud seperti niat terbaik kami.
Akan tetapi saya juga tahu betapa saya mencintai Amerika. Saya tahu bahwa selama lebih dari dua abad, kami telah berjuang habis-habisan - dengan biaya yang mahal dan pengorbanan yang besar - untuk membentuk kesatuan yang lebih sempurna; untuk mencari - bersama dengan bangsa-bangsa lain - dunia yang lebih berpengharapan. Kiblat kami tidak pernah ke arah sebuah suku atau kerajaan tertentu - bahkan sesungguhnya setiap bahasa dipakai di negara kami; setiap kebudayaan telah meninggalkan jejaknya pada bangsa kami; setiap pandangan diungkapkan di setiap alun-alun kota kami. Apa yang telah menyatukan kami - apa yang telah mendorong masyarakat kami; apa yang menggiring ayah saya ke pantai-pantai Amerika - adalah sehimpunan ideal yang menjadi aspirasi yang didambakan
oleh semua orang: bahwa kami bisa hidup bebas dari ketakutan dan bebas dari kekurangan; bahwa kami bisa menyampaikan pendapat secara bebas dan berkumpul dengan siapa saja yang kami mau dan melaksanakan kebaktian menurut keyakinan kami masing-masing secara bebas.
Ada aspirasi-aspirasi yang menghubungkan nasib semua bangsa di kota ini. Aspirasi-aspirasi ini lebih besar dari hal lain yang memisahkan kita. Karena aspirasi inilah operasi udara besar-besaran itu dimulai. Karena aspirasi inilah maka semua masyarakat bebas - di mana saja - menjadi warga Berlin. Adalah untuk mengejar aspirasi inilah maka generasi baru - generasi kita - harus membuat tanda (mark) kita untuk dunia.
Masyarakat Berlin - dan masyarakat dunia - skala tantangan kita sungguh besar. Jalan di depan kita akan panjang. Akan tetapi saya berdiri di hadapan Anda untuk mengatakan bahwa kita adalah pewaris perjuangan kebebasan. Kita adalah orang-orang dengan pengaharapan yang tak biasa. Dengan tatapan mata ke masa depan, dengan tekad kuat di hati kita, mari kita mengingat sejarah ini, dan menjawan nasib kita, dan memperbaharui dunia sekali lagi. (*eh*) (Sumber: huffingtonpost.com)
Sumber: http://niasonline.net/2008/07/28/terjemahan-transkrip-pidato-obama-di-belin/